Hakikat Pengembangan Motorik
1.
Pengertian
Pengembangan Fisik Motorik
Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku
gerak manusia. Sedangkan psikomotorik
khusus digunakan pada
domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi
motorik ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Meskipun
secara umum motorik sinonim digunakan dengan istilah gerak,
sebenarnya psikomotorik
mengacu pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih
getaran elektorik dari
pusat otot besar.
Perkembangan merupakan istilah
umum yang mengacu pada
kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. Pertumbuhan
adalah aspek struktural dari perkembangan. Sedangkan kematangan berkaitan dengan perubahan fungsi pada perkembangan.
Jadi, perkembangan meliputi semua aspek dari perilaku manusia, dan sebagai hasil hanya dapat dipisahkan kedalam periode usia. Dukungan pertumbuhan terhadap perkembangan sepanjang hidup merupakan sesuatu yang berarti.
Perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Pada manusia perkembangan motorik merupakan perubahan
kemampuan gerak dari
bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai
aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan motorik
saling mempengeruhi satu sama
lainnya.
Perkembangan motorik merupakan sebuah bidang studi. Secara pasti apa yang kita pelajari dalam perkembangan motorik sesungguhnya sesuatu yang masih bersifat kontroversi. Kontroversi ini mulai muncul sejak awal tahun 1974 dimana enam orang ahli dalam bidang perkembangan motorik menemui apa yang disebut
dengan menggambarkan fokus penelitian pada perkembangan motorik.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, sekelompok pakar perkembangan motoric memunculkan sebuah definisi mengenai
perkembangan motorik,
yaitu: sebagai
perubahan dalam perilaku gerak
yang mereflekssikan interaksi dari kematangan organisme dan lingkungannya.
Definisi ini diyakini masih melahirkan dua pandangan yang berbeda
dimana
yang satu kelompok memandang bahwa perkembangan motorik lebih memperhatikan pada gerak
yang dihasilkan (movement product). Kelompok lainnya memandang bahwa perkembangan motorik lebih menekankan
pada proses gerak
(movement
process).
Dari berbagai pandangan itu maka muncullah seorang pakar perkembangan motorik yaitu Keogh dalam Payne (1996) yang menjelaskan bahwa perkembangan motorik dapat
didefinisikan sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai
aspek perilaku manusia, kemampuan motorik dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi perkembangan
motorik dan
perkembangan motorik itu sendiri mempengaruhi kemampuan
dan perilaku
manusia.
Akhirnya, pada tahun
1988 Roberton selanjutnya mengklarifikasi peranan dari para ahli perkembangan motorik melalui penjelasannya bahwa kita berupaya untuk meningkatkan pemahaman
dalam tiga hal sebagai berikut:
a. Kita mencoba untuk memahami perilaku gerak (motor behavior), apamyang terjadi
dan mengapa
hal itu terjadi.
b. Kita berusaha untuk mengerti apa perilaku sekarang sama dengan perilaku sebelumnya dan
mengapa.
c. Kita mencari tahu apa perilaku sekarang akan serupa dengan perilaku yang akan datang
dan mengapa.
2.
Perbedaan Perkembangan, Kematangan, dan Pertumbuhan
Perkembangan mencakup kedua unsur yaitu; kematangan dan pertumbuhan. Perkembangan
merupakan istilah umum yang merujuk pada kemajuan dan kemunduran
yang terjadi hingga akhir
hayat. Pertumbuhan merupakan aspek structural dari perkembangan. Sedangkan kematangan
berkaitan dengan perubahan fungsi pada
perkembangan
manusia
a. Mengukur Pertumbuhan: Anthropometry
Cabang ilmu pertumbuhan manusia dan pengukuran tubuh manusia
disebut juga dengan anthropometry. Anthropometry ini mengukur sebagai
berikut:
Tinggi badan Berat
badan
Panjang bagian-bagian tubuh seperti mengukur langsung panjang
betis.
Luas badan (Komposisi badan) seperti tulang, otot, organ, dan
jaringan selain daripada lemak.
Keliling badan terdiri dari kepala, leher, pergelangan, tangan,
betis,
paha, dan
panggul.
b. Mengukur Kematangan
Kematangan adalah kemajuan yang lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Mengukur kematangan siswa lebih sering digunakan metode untuk menentukan usia kerangka (skeletal age) dengan sinar “x”, mengukur kematangan dengan melihat usia gigi, atau dengan melihat ciri-ciri
jenis kelamin.
c. Mengukur Perkembangan Motorik
Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi perkembangan
motorik seperti proses kelahiran, lingkungan fisik, aktivitas fisik dan latihan secara teratur. Maka untuk mengukur perkembangan motorik ini dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Kita dapat mengukur keterampilan gerak dengan beberapa cara.
Namun
ada dua metode yang cukup penting dalam menilai keterampilan
gerak
pada siswa, yaitu metode produk dan metode proses. Metode produk merupakan pendekatan untuk mengukur gerak, hasil akhir,
outcome, dan gerak tersebut dianalisis. Contoh, seorang siswa melakukan
keterampilan melempar
bola, maka hasil lemparan berupa jarak lemparan, cepat tidaknya lemparan, serta akurat tidaknya lemparan. Hasil yang diraih siswa itu dikategorikan sebagai
produk keterampilan.
Metode proses merupakan pendekatan yang berorientasi pada proses dan menekankan pada gerak itu sendiri. Ini dimaksudkan sebagai pola gerak atau apa yang sering disebut dengan teknik. Dengan sedikit perbuatan pada teknik gerak. Contoh, anak dengan tangan kanannya mengayun sambil bergerak ke depan dengan melangkahkan kaki kanannya, atau performa sikap menangkap bola. Penelitian yang menggunakan pendekatan yang berorientasi pada proses biasanya memfokuskan pada performa teknik gerak. Seperti anak yang mengupayakan untuk menerima bola secara akurat. Proses merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan gerak. Performa
anak dalam menangkap bola, pendekatan yang berorientasi pada proses menganalisis anak
dalam mengontrol
bola.
3.
Prinsip Perkembangan Motorik
Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik
sangat dipengaruhi
oleh gizi, status kesehatan, dan
perlakuan
gerak yang sesuai dengan
masa perkembangannya.
(Mahendra, Agus. 2006:1.7)
Bagi anak usia dini
memperoleh kemampuan untuk bergerak secara berurutan mengalami kemajuan dari mulai
gerak sederhana hingga gerak yang lebih komplek dan keterampilan gerak yang
terkoordinasi. Proses perkembangan motorik cenderung bersifat terus menerus
dari mulai
kepala sampai ke kaki.
Jadi, pada prinsipnya rangkaian perkembangan motorik hingga
gerak
yang tertata sangat bergantung pada faktor kematangan dan integrasi system syaraf dan system kerangka otot. Anak yang mampu
mencapai tarap perkembangan motorik yang terkoordinasi sangat ditentukan oleh keadaan dan kemauan individu itu sendiri. Perkembangan motorik biasanya menunjukan pola yang khas. Dimasa-masa awal,
kemajuan yang diperoleh biasanya berlangsung pesat, tetapi di masa-masa berikutnya kemajuan hanya bergerak secara bertahap. Ini merupakan gejala umum dalam setiap proses perkembangan motorik, sehingga dijadikan sebuah hukum, yaitu: kemajuan akan berlangsung cepat di masa-masa awal perkembangan motorik dan akan berlangsung lambat
pada masa-masa berikutnya.
4.
Nilai-nilai dalam Perkembangan
Motorik
Nilai-nilai yang didapat dari perkembangan motorik pada anak sekolah
dasar
antara
lain
mendapatkan hal-hal sebagai
berikut: (Mahendra, Agus. 2006:1.8)
a. Pengalaman yang berarti, artinya anak akan memperoleh berbagai pengalaman gerak yang dibutuhkan selama hidupnya dan dapat mendukung terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan dirinya, sehingga
pengalaman ini menjadikan anak
lebih percaya diri.
b. Hak dan
kesempatan beraktivitas, artinya anak
memperoleh kesempatan yang banyak untuk melakukan berbagai aktivitas yang
disukainya, sehingga dapat
membantu mempercepat proses pertumbuhan dan
perkembangannya.
c. Keseimbangan jiwa dan raga, artinya proses perkembangan yang
sesuai dengan usianya akan melahirkan keseimbangan antara jiwa
dan
raga, sehingga tidak terjadi kondisi yang berlebih pada salah
satunya, misalnya: kemampuan jiwanya yang menonjol atau raganya melainkan keduanya dalam keadaan yang seimbang.
d. Mampu berperan menjadi dirinya sendiri, artinya dengan
perkembangan motorik yang sesuai dengan masanya anak akan mampu
memerankan dirinya sendiri.
5.
Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik
Tujuan perkembangan motorik adalah mengkaji proses pentahapan
kemampuan gerak, apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah
sesuai dengan masanya. Hal tersebut sangat diperlukan untuk dapat memberi dukungan kuat terhadap terbentuknya kualitas gerak yang proporsional pada
usianya. Fungsi perkembangan motorik adalah penguasaan keterampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas gerak tertentu.
Kualitas gerak terlihat
dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas gerak yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas
gerak tinggi, berarti gerak yang dilakukannya efektif
dan efisien.
6.
Aspek Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik merupakan suatu
proses yang terjadi sejalan
dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan
gerakan pada individu yang meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisasi, dan tidak terampil ke arah
performa gerak yang lebih kompleks dan terorganisasi dengan baik. Oleh karena itu, perkembangan motorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan perubahan yang demikian pesat dapat dialami
oleh individu dalam proses perkembangannya.
Aspek perkembangan motorik
menjadi bagian penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam menunjang terbentuknya generasi yang berkualitas. Secara umum aspek perkembangan motorik pada manusia meliputi urutan
perkembangan
motorik dan
sasaran
perkembangan
motorik.
a.
Urutan Perkembangan Motorik
Menuju kesempurnaan
gerak pada manusia sangatlah ditentukan oleh urutan perkembangan yang akan dialami oleh masing-masing individu. Umumnya urutan perkembangan tersebut akan diawali
dengan terjadinya suatu proses perkembangan secara anatomis, fisiologis, dan
maupun motoris.
1. Perkembangan Anatomis
Perkembangan anatomis sering ditunjukkan oleh adanya sebuah
perubahan kuantitas pada struktur tulang-belulang, proporsi tinggi kepala
dan
badan secara keseluruhan. Khususnya pada perkembangan motorik anak sering
diperlihatkan dengan bertambahnya jumlah tulang-belulang
yang
berpengaruh pada semakin meningkatnya proporsi tinggi kepala dan berat badan pada individu tersebut. Seiring dengan bertambahnya umur anak
maka proporsi itupun akan mengalami perubahan
yang tidak sama dibandingkan dengan usia sebelumnya. Umumnya perkembangan yang terjadi bersifat kuantitatif seperti bertambahnya tinggi badan, lebar bahu, pinggul, dada, dan bahkan berat badan yang semua itu akan tumbuh dan berkembang
pada masanya.
Jadi
secara anatomis, perkembangan akan terjadi pada struktur tubuh individu yang berubah secara proporsional seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Kendala yang mungkin dialami oleh individu tersebut karena faktor gizi dan perlakuan lingkungan terhadap dirinya. Kondisi ini sering menghambat laju perkembangan yang dialami individu semasa hidupnya. Akibatnya proporsi struktur tubuh menjadi tidak sesuai dengan usianya yang pada akhirnya semua itu akan berimplikasi pada
perkembangan
aspek
lain.
2. Perkembangan Fisiologis
Sebagai proses perubahan kapasitas fungsional
atau kemampuan organ-organ tubuh, maka perkembangan secara fisiologis akan ditandai dengan
adanya perubahan secara
kuantitatif, kualitatif, dan
fungsional dari
sistem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran darah dan
pernafasan, persyarafan, produksi kelenjar, dan pencernaan. Pada usia anak-anak otot dapat berfungsi sebagai pengontrol gerak dan denyut jantung frekuensinya sekitar 140 denyut per menit. Seiring dengan bertambahnya usia anak, maka fungsi organ tubuh anak
berubah menjadi lebih mantap.
Organ tubuh akan semakin dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perubahan yang bersifat kuantitatif karena terukur maupun perubahan kualitatif karena sukar diukur menjadi
rangkaian faktual yang terjadi selama proses perkembangan pada manusia. Perkembangan ini akan terjadi sejalan dengan bertambahnya
usia manusia dan
bukan karena proses latihan fisik. Karena tanpa dilatih apapun perkembangan akan terus terjadi. Namun alangkah baiknya perubahan
yang terjadi secara fisiologis didukung pula oleh proses
pelatihan yang teratur sehingga perkembangannya akan lebih proporsional.
3. Perkembangan Perilaku
Gerak
Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran gerak, dan (3) perkembangan gerak. Oleh karena
itu, pengkajian dalam salah satu dari bidang ini dapat dianggap sebagai penelitian perilaku gerak. Namun demikian, karena masing-masing subdisiplin ini dimulai dengan perkataan gerak, maka perlu diuraikan secara tepat
untuk
menghindari kesalahan dalam
pemaknaannya.
Kontrol gerak adalah kajian faktor-faktor neurologis (syaraf) yang mempengaruhi gerakan manusia. Neurophysiological mengacu pada fungsi tubuh secara spesifik dalam kaitannya dengan sistem syaraf. Sistem syaraf ini sangat penting dalam memproduksi gerakan pada manusia karena sel-sel syaraf (neuron) menstimulasi serat-serat otot untuk memproduksi gerakan yang diinginkan. Penelitian mengenai kontrol
gerak
mengkaji pertanyaan-pertanyaan dan konsep-konsep dari gerakan dan variabel-variabel neurophysiological yang mendasarinya. Salah satu topik khusus yang dikaji oleh para spesialis kontrol gerak adalah kecepatan konduksi syaraf. Mengapa kecepatan stimulasi suatu serat otot lebih cepat
pada sebagian
orang atau pada
kondisi
tertentu.
Pembelajaran gerak adalah mengkaji mengenai proses yang
tercakup dalam mendapatkan dan menyempurnakan keterampilan gerak. Karena keterampilan gerak didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang
tergantung pada latihan dan pengalaman gerak, maka para spesialis pembelajaran gerak tertarik terutama pada pengaruh-pengaruh dari
berbagai tipe situasi latihan,
pengalaman, atau pembelajaran
terhadap gerak manusia. Perkembangan gerak adalah
suatu bidang studi akademis yang bersumber dari berbagai perilaku gerak. Perkembangan gerak sebagai perubahan
perilaku gerak yang mencerminkan interaksi antara organisme yang telah matang dengan lingkungannya.
Jadi perilaku gerak memerlukan adanya koordinasi fungsional antara persyarafan dan otot serta fungsi kognitif, afektif, dan konatif. Dua macam perilaku gerak utama yang bersifat umum harus dikuasai oleh setiap manusia, yaitu: (a) berjalan dan memegang benda merupakan jenis keterampilan
gerak dasar serta (b) bermain dan bekerja merupakan keterampilan gerak penunjang.
perubahan perilaku gerak yang mencerminkan interaksi antara organisme yang
telah matang dengan lingkungannya.
Jadi perilaku gerak memerlukan adanya koordinasi fungsional antara persyarafan dan otot serta fungsi kognitif, afektif, dan konatif. Dua macam perilaku gerak
utama yang bersifat umum harus dikuasai oleh setiap manusia, yaitu: (a) berjalan dan memegang benda merupakan jenis keterampilan
gerak dasar serta (b) bermain dan bekerja merupakan keterampilan gerak penunjang.
b.
Sasaran Perkembangan
Motorik
Sasaran yang ingin dicapai dari
proses perkembangan motorik
pada
manusia meliputi dua unsur, yaitu:
1.
Pengayaan Gerak
Secara alamiah jenis gerak ini sudah harus dimiliki oleh setiap
manusia karena sangat berguna bagi
proses perkembangan dan
pertumbuhannya. Terdapat dua jenis gerak yang umum diperlukan manusia, yaitu: (a)
gerak kasar dan (b)
gerak halus.
Gerak kasar adalah suatu kemampuan yang ditampilkan individu
dalam
beraktivitas dominan dengan menggunakan otot-otot besarnya. Keterampilan
menggunakan otot-otot besar ini bagi anak tergolong pada keterampilan gerak dasar. Keterampilan ini biasa dilakukan guna
meningkatkan kualitas hidup. Keterampilan gerak dasar dibagi menjadi
tiga katagori, yaitu:
a.
Keterampilan lokomotor artinya suatu kemampuan yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk
mengangkat tubuh keatas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya yang termasuk lokomotor adalah berjalan, berlari, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop),
dll. Keterampilan lokomotor sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari
karena sangat mendukung terhadap mobilitas hidup manusia. Tanpa kemampuan lokomotor yang memadai, aktivitas manusia seringkali terhambat dan hasilnya tidak optimal. Oleh karena itu, kemampuan ini harus terus
dipelihara
agar aktivitas hidup tetap terjaga.
b.
Keterampilan nonlokomotor adalah
suatu kemampuan individu beraktivitas tanpa harus memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan kata lain aktivitas tersebut dilakukan ditempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan
nonlokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar,
mengocok, melingkar, melambungkan, dll. Meskipun ruang gerak
tidak
seluas gerak lokomotor, keterampilan nonlokomotor tetap diperlukan dalam kehidupaan
manusia. Tanpa kemampuan
nonlokomotor yang memadai, aktivitas manusia akan terhambat dan hasilnya tidak optimal. Memelihara kemampuan ini mutlak dilakukan dalam kehidupan manusia.
c.
Keterampilan manipulatif adalah kemampuan individu melakukan aktivitas dengan merekayasa obyek. Keterampilan ini diperlukan ketika individu tengah menguasai macam-macam obyek. Kemampuan
manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, keterampilan ini cukup penting untuk mendukung kemampuan berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari; gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan menerima (menangkap) obyek adalah
kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola
medisin) atau macam: bola yang lain,
dan gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola,
dll. Tanpa kemampuan manipulatif yang memadai, aktivitas manusia seringkali terhambat
dan hasilnya tidak optimal
Jadi, pada
hakekatnya tujuan dari perkembangan gerak kasar adalah mampu meningkatkan keterampilan gerak, mampu
memelihara
dan meningkatkan kebugaran jasmani, mampu menanamkan sikap percaya diri, mampu bekerjasama, dan mampu berperilaku disiplin, jujur, dan
sportif.
Gerak halus adalah kemampuan individu beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil). Meskipun hanya menggunakan otot-otot halus, namun peranannya sangat utama diperlukan dalam berbagai aktivitas manusia. Banyak aktivitas manusia yang hanya menggunakan otot-otot halus, seperti: menulis, mengancingkan pakaian, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan bola golf,
dll. Kesemua aktivitas ini sangat mendukung terhadap mobilitas
manusia, oleh karena itu otot-otot halus yang ada pada
tubuh kita harus dijaga
agar tetap berfungsi optimal
dalam bekerja
dan berkarya.
Jadi, tujuan perkembangan gerak halus adalah mampu
memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan, mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata, dan mampu mengendalikan emosi.
2.
Kesadaran Gerak
Kesadaran gerak adalah kemampuan individu dalam mengendalikan aktivitas otot-otot dan syaraf yang ada pada tubuhnya. Dalam
bergerak kita harus menyadari keberadaan diri kita dengan kondisi
lingkungannya. Kita harus memanfaatkan indera, mengontrol keseimbangan,
mengenali ruang geraknya, memahami bagian-baian
tubuh
yang dapat digerakkannya. Untuk lebih rinci kesadaran gerak
meliputi:
a. Panca Indera merupakan alat yang digunakan untuk mengenali lingkungan di sekeliling kita sehingga dengan indera tersebut setiap
manusia
dapat berinteraksi secara baik.
b. Keseimbangan adalah suatu keadaan seimbang antara tenaga yang berlawanan
dengan menjaga pusat
berat badan.
c. Ruang adalah kemampuan memahami ruang eksternal sekitar kita dan memfungsikan gerak melalui ruang tersebut seperti lingkaran,
segi tiga,
segi
empat, dan sebagainya.
d. Tubuh artinya kemampuan untuk mengetahui dan memahami nama dan fungsi macam-macam bagian tubuh yang melekat pada diri kita seperti kaki, tangan,
mata,
telinga,
dan sebagainya.
e. Waktu artinya kemampuan menduga waktu kedatangan didasarkan pada ciri-ciri kecepatan jalannya bola, berat, dan jarak bola. Dengan kata lain kemampuan individu mengantisipasi sesuatu benda yang datang kepadanya.
f. Arah artinya kemampuan memahami dan menerapkan konsep arah seperti atas, bawah,
depan, belakang, dan sebagainya.
Jadi, unsur-unsur kesadaran gerak ini memiliki fungsi untuk
mengoptimalkan tubuh
dalam beraktivitas sehingga seluruh alat tubuh dapat termanfaatkan.
Comments
Post a Comment