PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1
PEMBAHASAN
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN 1
A.
Sejarah
Perkembangan Anak
Ilmu
jiwa perkembangan adalah ilmu jiwa khusus yang membicarakan perkembangan jiwa
manusia sejak konsepsi hingga kematian. Sedangkan ilmu jiwa anak adalah bagian
dari ilmu jiwa perkembangan yang mempelajari perkembangan anak sejak konsepsi
hingga kedewasaan.Dalam membahas ilmu jiwa perkembangan banyak-banyak
dibicarakan sejarah ilmu jiwa anak, namun hal-hal lain tidak dapat diabaikan
begitu saja.
Dengan
gambaran tersebut, maka sejarah perkembangan ilmu jiwa anak dapat dikemukakan
secara sederhana sebagai berikut:
·
Abad 17 Johann Amos Comenius
(1592-1670)
Comenius
merupan seorang ahli pengetahuan, dalam bukunya “DIDACTICA MAGNA” ia
berpendapat bahwa “sistem pendidikan yang cocok bagi masa hidup anak yaitu enam
tahun pertama”. Dan dalam bukunya yang ke-2 yaitu “ORBIS PICTUS” menekankan
bahwa “anak lebih dahulu memahami fakta-fakta objektif daripada yang abstrak”.
·
Abad 18
Pada
abad ini timbullah aliran kejiwaan yang disebut Rasionalisme.
Penganut aliran ini beranggapan bahwa akal (ratio) adalah sumber kebenaran yang
bersumber dari kepercayaan atau tradisi.beberapa tokoh yang membawa cita-cita
baru dan yang menentukan pendidikan pada zaman itu adalah:
Ø John Locke (1632-1704) (seorang
empiris)
John
Locke sebagai seorang pendidik, ia sangat menghargai pendidikan jasmani dan
mempertahankan pendidikan di rumah. Ia berpendapat bahwa pendidikan anak itu
lebih baik diserahkan kepada pendidik di rumah daripada di sekolah, alasannya
bahwa pembentukan kepribadian anak itu akan dapat lebih terjamin di rumah
daripada di sekolah.
Sistem
pendidikan John Locke adalah bersifat individualistic. Ia beranggapan bahwa
pendidikan itu tidak punya funsi social. Tujuan pendidikan menurut John Locke
adalah menjadikan akan orang yang baik dan berguna dan hidup dalam suasana
kebahagian.
Ø Jean Jacques Rousseau (cita-cita
hidup “kembali ke alam”)
Asas
pendidikan Jean Jacques Rousseau adalah “Kebebasan”. Anak harus dijauhkan dari
pengaruh masyarakat yang buruk, dalam arti bahwa hanya alamlah yang memimpin
dan memerintah anak. Jadi tugas pendidik hanyalah terbatas pada penjauhkan
segala pengaruh buruk terhadap anak.
Ø Johan Heindrich Pastalozzi
(1786-1827)
Pastalozzi
sebagai pendidik, iya menghendaki pendidikan yang berdasarkan “kodrat anak”.
Adapun tujuan pendidikannya adalah mengembangkan segala daya kemampuan anak dan
dengan dasar itu akan membawa ia ke arah kemanusiaan yang sejati. Dimana tugas
pendidik dalam hal ini adalah memberikan pertolongan kepada anak agar ia kelak
dapat menolong dirinya sendiri.
Ø Fredrich Frobel (1782-1852)
Menurut
Frobel anak adalah suatu organisme yang tumbuh berkembang dari dalam, karena
itulah ia lebih mengutamakan prinsip “kerja sendiri” daripada prinsip
Pestalozzi. Prinsip auto-activated ini pada anak sampai berusia 7 tahun
harus diwujudkan dalam bentuk permainan. Karena itulah pendidikan di “kindergarten”
itu sangat perlu.
Oleh
karena itu Frobel menggunakan permainan sebagai cara untuk mengembangkan
pribadi anak. Sebenarnya Frobel lebih merupakan seorang ahli pendidik daripada
ahli psikologi anak-anak.
Ø Dietrich Tiedemann (jerman
1748-1803)
Tiedemann
menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Beo Bachtungen uber die Entwickling
der Seelenfahigkeiten bei Kindern” (pengamatan mengenai perkembangan
bakat-bakat kejiwaan anak-anak).
Buku
yang diterbitkan itu adalah hasil observasinya tentang perkembangan anaknya
sendiri selama masa hidup perkembangan pertama, yaitu sejak lahir sampai umur
satu tahun. Beliau adalah pelopor dari metode biografi daripada anak.
·
Perkembangan Anak Pada Abad Ke-19
Masa
ini dipandang sebagai masa perkembangan psikologi anak yang ke-2, sebagai
lanjutan dari usaha-usaha yang telah dirintis oleh Frobel. Adapun tokoh-tokoh
utama dari zaman ini adalah:
Ø Herbart
(1776-1841)
Herbart
berpendapat bahwa perasaan dan hasrat sebagai daya jiwa tidak dapat dipisahkan
dengan tanggapan. Dari segi pendidikan Herbart mendasarkan pendidikannya pada
etika dan ilmu jiwa. Tujuan pendidikannya diambil dari etika (kesusilaan)
sedang alat pendidikannya diambil dari ilmu jiwa, yang teori “Tanggapan
Herbart”.
Ø Wilhelm Preyer (1842-1892)
Preyer
melakukan observasinya terhadap anaknya sendiri , dari lahir sampai umur 3
tahun dengan sasaran utama penyelidikannya adalah fungsi-fungsi motorik dan
pancaindra. Karenanya dia dianggap sebagai “Bapak Psikologi Anak”.
Ø Wilhelm Wundt (1983-1920)
Wilhelm
Wundt berjasa mengangkat psikologi empiris menjadi ilmu pengetahuan yang
otonom, karena itu dia di juluki “Bapak Psikologi Eksperimental”.
Ø Alfred Binet (1857-1911)
Penyelidikan
Binet mengenai kecerdasan anak sehingga banyak member sumbangan bagi kemajuan
psikologi anak. Binet berjasa mengembangkan metode testing bagi ukuran
kecerdasan anak.
·
Perkembangan Anak Pada Abad ke-20
Abad
ke-20 disebut juga abad anak, karena abad ini banyak menyumbangkan penyelidikan
terhadap anak dan berpengaruh besar pada pembaharuaan pendidikan secara tidak
langsung. Diantaranya tokoh yang banyak berjasa adalah:
1. Ernest Meumann (1862-1951)
Dia menjadi guru besar di berbagai
universitas, seperti di Zurich, Koningsberg dan Humburg.
2. Alfred Binet (1857-1911)
Sejak tahun 1890 ia sudah menjadi
ahli psikologi yang terkenal di Universitas Paris. pada tahun 1905 diterbitkan
hasil karyanya yang pertama mengenai tes intelegensi anak, kemudian karya
tersebut di sempurnakan bersama dengan Simon pada tahun 1911.
3. James Mark Boldwin (1864-1934)
Boldwin adalah seorang ahli dalam
berbagai bidang ilmu. Karyanya terkenal dengan judul “mental development in
the child and the race” (Perkembangan mental dan fisik anak). Pengaruh
Boldwin terutama karena hipotesanya tentang “Circular Reaction” artinya
beredar, yang menerangkan bahwa proses perkembangan itu sebagai proses imitasi
yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi
B. Pengertian
Psikologi di Psikologi Perkembangan
1. Definisi
Psikologi
Psikologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari
tentang aktivitas-aktivitas atau gejala-gelaja psikis yang tercermin dalam
perilaku manusia dan hewan yang bersifat abstrak atau tidak nyata dan penerapannya
dilakukan untuk mengatasi problem-problem yang dialami oleh manusia di dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah suatu proses perubahan
yang bersifat kualitatif, proses yang terjadi pada semua makhluk hidup terutama
manusia. Proses perubahan-perubahan dari kematangan dan pengalaman dalam diri
seseorang mulai dari lahir sampai meninggal dunia, proses perubahan ke arah
yang lebih maju dan lebih dewasa. Yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
3. Definisi dari Psikologi Perkembangan
Pemahaman diri dan lingkungan menghasilkan
berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia itu sendiri, disamping dapat juga membahayakan
eksistensinya. Salah satu cabang ilmu pengetahuan tersebut ialah psikologi
perkembangan. Psikologi perkembangan, yaitu cabang psikologi yang khusus
mempelajari perkembangan psikis manusia mulai dari masa dalam kandungan
(pre-natal) hingga masa lanjut usia.
Menurut Akmal Hawi, Psikologi perkembangan
adalah suatu ilmu yang menyelidiki dan membicarakan tentang perkembangan psikis
manusia selaras dengan pertumbuhan bio-fisiknya, sejak dari kandungan sampai
meninggal dunia.
Menurut Dra.
Kartini Kartono di dalam Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh mengatakan bahwa
perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang
dimulai dengan periode masa bayi, anak bermain, anak sekolah, masa remaja,
sampai periode adolesens menjelang dewasa. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan
Munawar Sholeh mengatakan bahwa psikologi perkembangan yaitu suatu cabang dari
psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut
perkembangan ataupun kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga
dewasa.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan
tersebut, kiranya dapat disimpulkan bahwa psikologi perkembangan adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perkembangan individu sejak dari masa bayi, bahkan sejak pralahir
sampai usia tua, baik perkembangan psikis maupun fisik beserta latar
belakang yang mempengaruhinya.
C. Hukum
Konvergensi dan Tempo Perkembangan
Ø Hukum
Konvergensi
Pandangan
pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil pendidikan yang
dicapai anak selalu dihubungkan-hubungkan dengan status pendidikan orang
tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata bahwa pendapat lama itu
tidak sesuai lagi dengan keadaan. Pandangan lama itu dikuasai oleh aliran
nativisme yang dipelopori Schopenhauer yang berpendapat bahwa manusia adalah
hasil bentukan dari pembawaanya. Pembawaan itu akan berkembang sendiri; dalam
hal ini pendidikan tidak mampu untuk mengubahnya. Aliran dalam pendidikan yang
menganut paham nativisme ini disebut aliran pesimis.
Abad ke-19 lahir paham empirisme yang berasal dari John Locke. Ia memperkenalkan teori tabularasa yang mengatakan bahwa child born like a sheet of white paper avoid of all aharacters. Ketika anak lahir, ia diumpamakan sebagai kertas buram yang putih, belum ada ditulisi atau digoresi dengan bakat apapun. Jiwanya masi bersih dari pengaruh keturunan sehingga pendidik dapat membentuknya menurut kehendaknya. Aliran ini termasuk aliran optimis.
Abad ke-19 lahir paham empirisme yang berasal dari John Locke. Ia memperkenalkan teori tabularasa yang mengatakan bahwa child born like a sheet of white paper avoid of all aharacters. Ketika anak lahir, ia diumpamakan sebagai kertas buram yang putih, belum ada ditulisi atau digoresi dengan bakat apapun. Jiwanya masi bersih dari pengaruh keturunan sehingga pendidik dapat membentuknya menurut kehendaknya. Aliran ini termasuk aliran optimis.
Ø Hukum
Tempo Perkembangan
Perkembangan
anak ada yang cepat (tempo singkat) ada pula yang lambat. Sebagai contoh keterampilan
berbicara dan berjalan.
D.
Masa Peka dan Kepribadian
Ø Masa
Peka
Tiap-tiap
fungsi jiwa mempunyai waktunya untuk berkembang dengan sebaik-baiknya. Prof.
Hugo de Vries (Belanda) memnperkenalkan masa peka ini dalam ilmu biologi. Prof.
Hugo meneliti seekorf lebah betina (lebah ratu) yang sedang mengalami masa
peka. Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri
keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang dating. Apabila saat sang ratu
peka, kemudian ia mendapatkan zat-zat (makananan) tertentu, ia akan berkembang
biak dengan cepat.
Masa
peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh Dr. Maria Montessori. Menurut M.
Montessori (Italia), masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi
jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Usia 3-5 tahun adalah masa yang
baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa daerahnya.
Ø Kepribadian
Kekuatan tiap-tiap unsur
kepribadian tersebut selalu berubah-ubah
setiap saat dan berbeda-beda setiap individu. Karena setiap unsur kepribadian
tsb selalu berubah-ubah kekuatannya, maka kesatuan (konvergensi) dari
unsur-unsur tersebut integritasnya juga selalu berubah-ubah, mengalami
dinamika.
E.
Bertahan Dan Mengembangkan Diri,
Irama Perkembangan
Ø Bertahan
dan Mengembangkan Diri
Dalam kehidupan timbul dorongan dan
hasrat untuk mempertahankan diri. Dorongan yang pertama adalah dorongan
mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri.
Dorongan mempertahankan diri terwujud misalnya : pada dorongan makan dan menjaga
keselamatan diri sendiri.
Dorongan yang kedua adalah dorongan
mengembangkan diri. Dalam perkembangan jasmani terlihat hasrat dasar untuk
mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri berbentuk
hasrat mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain, dan
lain-lain. Dikalangan remaja timbul rasa persaingan dan perasaan belum puas
terhadap apa yang telah dicapai. Hal ini dapat dianggap sebagai dorongan
mengembangkan diri.
Ø Hukum
Irama Perkembangan
Disamping
perkembangan itu mempunyai tempo, juga mempunyai irama masing-masing. Irama
berarti variasi atau fluktuasi naik turunnya kecepatan perkembangan individu,
baik perkembangan jasmani maupun rohani. Perkembangan anak itu mengalami
gelombang “pasang surut”, mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak juga
mengalami kemunduran dalam suatu bidang tertentu
F.
Aliran-Aliran
Dalam Psikologi Perkembangan
Ø Faktor Hereditas
Hereditas merupakan faktor pertama
yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan
sebagai “totalitas” karakteristik individu yang diwariskan orangtua pada anak,
atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimilki individu sejak masa
konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orangtua
melalui gen-gen.
Ø Faktor Lingkungan
lingkungan adalah segala sesuatu
yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan
fisik seperti orangtuanya, rumahnya, kawan-kawan yang bermain, masyarakat
sekitarnya maupun dalam bentuk lingkungan psikologis.
1.
Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah
doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis.
Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Scopenhauer (1788-1860) seorang filosof
Jerman.aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa
yang biasanya disebut pesimis paedagogis.
2.
Empirisme
Kebalikan dari aliran nativisme
adalah aliran empirisme (empirism) dengan tokoh utama John Locke (1632-1704).
Doktrin aliran empirisme yang amat masyur adalah tabula rasa sebuah istilah
bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank
slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pada
pengalaman, lingkungan dan pendidikan.
3.
Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence)
merupakan gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme. Aliran ini
menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
G.
Teori
Perkembangan Sigmund Freud
Sigmund
Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni
sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan
tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini
dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event
mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920an, teori
tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu. Baru pada
tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego,
dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi
melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya.
Enam
elemen pendukung struktur kepribadian itu adalah sebagai berikut:
1.
Sadar
(Conscious)
Tingkat
kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut
Freud, hanya sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran, persepsi,
perasaan dan ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness). Isi
daerah sadar itu merupakan basil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus
atau cue-eksternal. Isi-isi kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu yang
singkat di daerah conscious, dan segera tertekan ke daerah
perconscious atau unconscious, begitu orang memindah
perhatiannya ke we yang lain.
2.
Prasadar
(Preconscious)
Disebut
juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang
menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal
dari conscious dan clan unconscious. Pengalaman yang ditinggal
oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan
ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi-materi daerah taksadar
dapat muncul ke daerah prasadar. Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang bisa
timbul akibat kemunculan materi tak sadar materi itu akan ditekan kembali ke
ketidaksadaran. Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa
muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan
mekanisme pertahanan diri.
3.
Tak
Sadar (Unconscious)
Tak
sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud
merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan
bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan
empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari
lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang
ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau materi
ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus dalam
ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap
tidak disadari.
Model
perkembangan psikoanalisis dasar, yang terus-menerus dimodifikasi oleh Freud
selama 50 tahun terakhir hidupnya, terdiri atas tiga komponen pokok; (1) satu
komponen dinamik atau ekonomik yang menggambarkan pikiran manusia sebagai
sistem energi yang cair; (2) satu komponen struktural atau topografik berupa
sebuah sistem yang memiliki tiga struktur psikologis berbeda tetapi saling
berhubungan dalam menghasilkan perilaku; dan (3) satu komponen sekuensial
(urutan) atau tahapan yang memastikan langkah maju dari satu tahap perkembangan
menuju tahap lainnya, yang terpusat pada daerah-daerah tubuh yang sensitif,
tugas-tugas perkembangan, dan konflik-konflik psikologis tertentu.
Komponen
Dinamik (Energi Psikis)
Semangat
(atau arah) perkembangan ilmiah dan intelektual pada akhir abad ke-19 terpusat
di sekitar kajian tentang energi, dan Freud menerapkan konsep energi tersebut
terhadap perilaku manusia. Ia menyebut energi ini sebagai energi psikis (psychic
energy atau energy yang mengoperasikan berbagai komponen sistem psikologis.
Komponen
Struktural
a) Id (Das Es)
Id
adalah sistem kepribadian yang asli,
dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan superego. Saat
dilahirkan, id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti insting,
impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah unansdous, mewakili
subjektivitas yang tidak pemah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat
dengan proses fisik untuk mendapatkan enerji psikis yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem dari
b) Ego (Das Ich)
Ego
berkembang dari id agar orang mampu menangani realita; sehingga ego beroperasi
mengikuti prinsip realita (realityprinciple); usaha memperoleh kepuasan
yang dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan barn atau menunda
kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan.
Prinsip realita itu dikerjakan metalui proses sekunder (secondaryprocess), yakni
berfikir realistik menyusun rencana dan menguji apakah rencana itu menghasilkan
objek yang dimaksud. Proses pengujian itu disebut uji realita (reality testin
; melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah difikirkan secara
realistik. Dari cara kerjanya dapat difahami sebagian besar daerah operasi ego
berada di kesadaran, namun ada sebagian kecil ego beroperasi di daerah prasadar
dan daerah taksadar.
c) Superego (Das Ueber Ich)
Superego
adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai
prinsip idealistik (idealisticprinciple) sebagai lawan dari prinsip
kepuasan Id dan prinsip realistik dad Ego. Superego berkembang dari ego, dan
seperti ego dia tidak mempunyai energi sendiri. Sama dengan ego, superego
beroperasi di tiga daerah kesadaran. Namun berbeda dengan ego, dia tidak
mempunyai kontak dengan dunia luar (sama dengan Id) sehingga kebutuhan
kesempurnaan yang diperjuangkannya tidak realistik (Id tidak realistik dalam
memperjuangkan kenikmatan).
d)
Komponen
Sekuensial (Tahapan)
Bagian
ketiga dan terakhir dari model Freud adalah komponen tahapan atau komponen
sekuensial (sequential or stage component). Bagian ini menekankan pola
atau gerak maju organisme melalui tahapan-tahapan perkembangan yang berbeda dan
semakin lama semakin adaptif. Menurut Freud, pintu pertama menuju kematangan
adalah tahapan perkembangan genital, dimana terbentuk hubungan yang berarti
berlangsung terus menerus.
e)
Teori
Freuds disebut Teori Psikoseksual
Menurut
Freud, para bayi terlahir dengan kemampuan untuk merasakan kenikmatan apabila
terjadi kontak kulit, dan para bayi itu memiliki semacam ketegangan di
permukaan kulit mereka yang perlu diredakan melalui kontak kulit secara
langsung dengan orang lain. Freud menyerupakan kenikmatan ini dengan rangsangan
seksual tetapi ia memberi catatan bahwa hal ini berbeda secara kualitatif dari
tipe rangsangan seksual yang dialami oleh orang dewasa karena kejadian yang
dialami bayi ini lebih bersifat umum dan belum terdiferensiasi. Freud
(790511959) menyebut kemampuan untuk mengalami kenikmatan ini dan kebutuhan
untuk meredakannya dengan nama seksualitas bayi, yang berbeda dari seksualitas
orang dewasa.
Implementasi teori Freud
dalam Praktik Pendidikan
Berdasarkan
konsep kunci dari teori kepribadian freud, berikut ini akan dijelaskan beberapa
teorinya yang dapat diimplemetasikan dalam pendidikan, yaitu: Pertama,
konsep kunci bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan
keinginan. Dengan demikian, implementasi pandangan Freud dalam pendidikan
sangat memberikan kontribusi yang signifikan, terutama memberikan panduan atau
acuan pada guru dalam melakukan pembelajaran dan memberikan bimbingan, sehingga
bimbingan benar-benar efektif dan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
Adapun fungsi-fungsi bimbingan yang dilakukan oleh guru antara lain:
1)
Memahami Individual Siswa
Seorang guru dan
pembimbing dapat memberikan bantuan yang efektif jika mereka dapat memahami dan
mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa. Karena itu,
bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara menyeluruh.
Karena tujuan bimbingan dan pendidikan dapat dicapai jika programnya didasarkan
atas pemahaman diri anak didiknya.
2)
Preventif dan Pengembangan Individual Siswa
Preventif dan
pengembangan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Preventive berusaha mencegah
kemerosotan perkembangan seseorang dan minimal dapat memelihara apa yang telah
dicapai dalam perkembangannya melalui pemberian pengaruh-pengaruh yang positif,
memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang dapat
membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
PENUTUP
Perkembangan merupakan perubahan yang terus-menerus dialami,
tetapi ia tetap menjadi kesatuan. Perkembangan berlangsung dengan
perlahan-lahan melalui masa demi masa. Kadang-kadang seoarng mengalami masa
krisis pada masa kanak-kanak dan masa pubertas. Menurut hasil penelitian para
ahli ternyata bahwa perkembangan jasmani dan rohani berlangsung menurut
hukum-hukum perkembangan tertentu. Hukum-hukum perkembangan itu terdiri dari:
Hukum Konvergensi; Hukum Tempo Perkembangan; Hukum Irama Perkembangan; Hukum
Masa Peka; Hukum Kesatuan Anggota/ Organis; Hukum Rekapitulasi; Hukum Bertahan
dan Mengembangkan Diri; dan Hukum Trotzalter (Masa Menentang).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu dan Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Akyaz Azhari. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Teraju PT Mizan Publika.
Desmita, M.Si. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Zulkifli L. 2001. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2010. PSIKOLOGI REMAJA Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Comments
Post a Comment